~HAVE A BLESSED & WONDERFUL DAY BLOGGER~

22 Jul 2012

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

PRINSIP-PRINSIP ALKITABIAH
DALAM MENDIDIK ANAK

A.       Pendahuluan
          Kita mengetahui bersama bahwa anak-anak merupakan berkat dan karunia dari Allah bagi kita selaku keluarga kristen yang percaya kepada Allah. Karena itu kita patut mengucap syukur kepada Allah yang telah menganugrahkan anak-anak  kepada kita. Tetapi Tuhan menganugrahkan anak-anak
kepada kita bukan supaya kita dapat memiliki mereka untuk kepentingan kita sendiri. Tuhan memberikan anak-anak kepada kita supaya mereka dibesarkan bagi kemuliaannya.  Anak-anak dapat membawa sukacita yang besar bagi orang tua, karena mereka adalah berkat yang istimewa dalam sebuah pernikahan. Didalam Mazmur 127 : 3 dikatakan "Sesungguhnya anak-anak lelaki adalah milik pusaka daripada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah"
         Tujuan utama kita dalam mendidik anak adalah agar anak-anak kita mengenal dan menerima kristus sebagai Juruslamat mereka, dan membimbing mereka mengikuti rencana Allah untuk kehidupan mereka1
Sebagai orang tua kita punya tanggung jawab penuh untuk membimbing dan mendidik anak, agar mereka mengerti setiap rancangan dan rencana Tuhan yang indah bagi masa depan mereka. Didalam Kitab Ulangan 6 : 6-7 dikatakan : " 6: Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 7: haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk dirumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring, dan apabila engkau bangun"
Didalam kita mengajar dan mendidik anak-anak, tempat yang paling baik bagi anak-anak adalah rumah. Karena itu kita sebagai orang tua harus menciptkan situasi dan kondisi senyaman mungkin didalam rumah kita, agar bila waktunya anak-anak untuk berada dirumah, mereka boleh merasa nyaman dan  betah dirumah, dengan demikian kita dapat membangun komunikasi secara rutin dengan anak-anak kita, atau bahkan mereka dengan senang hati mau mendengarkan apa yang kita kemukakan dan ajarkan kepada mereka.
(1Rencana Allah Bagi Rumah Tangga Kristen hal 194 Joyce Coon, Isaac dan Margaret Simbiri Yayasan Kalam Hidup Bandung)


B.    Masalah Yang Dihadapi  Dalam Mendidik Anak    

        a.      Hal-hal yang menghalangi ajaran kita
Sikap dan tindakan orang tua yang kurang bijaksana, kurang adil, dan tidak lemah lembut dalam mendidik anak, mengakibatkan anak sukar diajari, dibimbing, . Kategori orang tua yang kurang bijaksana dalam mendidik anak misalnya terlalu banyak membuat peraturan di dalam rumah2, terlalu mengekang anak, setiap aktifitas anak selalu dikhawatirkan, sering bersuara keras dalam berkata-kata, sering marah-marah didepan anak, bahkan sampai memukul anak, dan berbagai karakter buruk lainnya yang dipertontonkan kepada anak. 2Ibid hal 214 
Sebagai orang tua didalam mendidik dan membesarkan anak kita harus bijaksana, agar anak-anak dapat menerima dan mendengar apa yang kita ajarkan, apabila kita kurang bijaksana didalam mendidik anak maka, pertumbuhan anak secara psikologi sangat tidak baik, bahkan pertumbuhan anak secara fisik pun turut dipengaruhi oleh sikap dan tindakan orang tua yang tidak bijaksana.
Selain kita kurang bijaksana, terkadang kita hanya mengandalkan diri kita sendiri dalam mendidik dan mengajari anak, orang tua yang yang benar dalam mendidik anaknya adalah orang tua yang selalu mendoakan anak-anaknya, dalam segala hal kita harus berdoa kepada Tuhan meminta bimbingan dan kekuatan dari Tuhan agar anak-anak kita bertumbuh menjadi anak yang baik, cerdas, pintar , hormat dan patuh kepada orang tua, terlebih mendoakan mereka agar menjadi anak-anak yang taat dan takut kepada Tuhan.
b.     Orang tua yang mengabaikan kepentingan anak
Tindakan orang tua yang sering mengabaikan kepentingan atau kebutuhan anak, adalah sebuah sikap atau tindakan yang tidak bertanggung jawab didalam mendidik dan memelihara anak. Dan tindakan tersebut adalah tindakan yang melawan Allah yang telah menganugrahkan anak kepada orang tua. 
Ada orang tua yang tega menelantarkan anak-anaknya demi kepentingan dirinya sendiri. Di era globasasi ini, orang tua cenderung berpendapat bahwa dengan memberikan berbagai fasilitas kepada anak, itu sudah sangat cukup bagi seorang anak dalam memenuhi berbagai kebutuhan atau kepentingannya, bagi orang tua zaman kini yang mempunyai kesibukan tingkat tinggi, serta memiliki pendapatan ekonomi yang lebih dari cukup, mereka tidak pernah memikirkan kebutuhan anaknya secara psikologis, mereka beranggapan bahwa anak-anaknya akan senang ditinggal pergi berhari-hari karena anak sudah dibekali dengan berbagai fasilitas canggih, baik itu HP, Laptop, Game yang canggih, makanan yang enak,  atau bahkan setiap hari mereka hanya punya waktu 1 (satu) jam bertemu dan dengan anak-anak mereka.
Didalam pertumbuhannya, baik pertumbuhan secara psikologi maupun secara fisik,  anak mempunyai berbagai kebutuhan atau kepentingan yang tidak boleh diabaikan oleh orang tua. Kepentingan pendidikan pada prinsipnya sangat diperlukan bagi seorang anak baik itu pendidikan disekolah (formal) maupun pendidikan akhlak dan tingkahlaku anak. Orang tua juga sangat perlu memberi ruang dan waktu yang lebih bagi anak, Orang tua yang tidak pernah menunjukan kasih sayang kepada anak-anaknya dapat dikatakan sebagai orang tua yang gagal mendidik dan membesarkan anak-anaknya, pada hakekatnya setiap anak didalam sebuah keluarga sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian orang tua secara nyata. Orang tua tidak dapat menggantikan tanggung jawabnya dengan berbagai fasilitas yang hanya berwujud benda mati.

C.    Bagaimana Cara Menyelesaikan Masalah Dalam Mendidik Anak
a.     Meminta pertolongan dan bimbingan Tuhan dalam mendidik anak
Permasalahan yang timbul ditengah-tengah mendidik anak,  akarnya adalah orang tua, apabila kehidupan orang tua juga bermasalah, jauh dari ajaran firman Allah, atau bahkan orang tua yang sama sekali tidak pernah mendengar firman Tuhan (malas ibadah di gereja), meskipun mereka adalah keluarga kristen, tentu menjadi dampak buruk bagi masa depan anak-anaknya. Keluarga seperti tersebut diatas adalah gambaran keluarga yang hancur dan berantakan. Perlu pertobatan yang sungguh-sungguh agar kondisi seperti ini dapat dipulihkan kembali.
Sebuah keluarga yang mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan prinsip yang salah3, tanpa disadari telah menanamkan rasa kurang percaya diri, rasa rendah diri kepada anak-anaknya. Dan hal tersebut adalah sebuah masalah yang sangat krusial bagi masa depan anak-anaknya, bahkan dapat dikatakan sebuah situasi yang sangat berbahaya bagi masa depan anak-anaknya. 3Dr.James Dobson – Memantapkan Kehidupan Keluarga hal 131 Yayasan kalam Hidup Bandung 1995
Jalan satu-satunya yang harus dilakukan oleh orang tua adalah, bertobat, merendahkan diri dihadapan Tuhan, Berdoa dan meminta tuntunan Roh Kudus, agar  mereka dapat kembali merajut kehidupan yang seturut dengan kehendak Allah, dengan demikian orang tua dapat membina dan mendidik anak-anaknya sesuai dan seturut dengan kehendak Tuhan.
Kolose 3 : 20  "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah dihadapan Tuhan".  Kolose 3 :21 "Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anak-anakmu, supaya jangan tawar hatinya".  Apabila kedua ayat alkitab ini kita hayati dan lakukan dalam keluarga kita, maka akan terjadi sebuah korelasi yang indah ditengah keluarga, dan semua ini akan menjadi Hormat dan Kemuliaan bagi nama Tuhan.
Salah satu tuntutan Allah adalah agar kita mendidik anak untuk taat. Jika kita tidak berhasil untuk membuat anak menjadi taat, maka kita tidak dapat berharap bahwa Allah akan menepati janjiNya. Ada orang tua yang tidak berhasil untuk membuat anak-anak mereka tunduk pada orang tua, hal ini disebabkan mungkin mereka menghentikan didikan mereka terlalu cepat, atau bahkan terlambat mulai mendidik anak mereka. Apa yang harus dilakukan orang tua apabila mereka menyadari bahwa mereka sudah mengabaikan tugas mereka, sedangkan waktu berlalu dengan cepat? Mungkin anak-anak mereka sudah besar dan nampaknya tidak mungkin mereka dapat diubah lagi. Selalu ada harapan sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil4.
4Beverly LaHaye., Membina Temperamen Anak . hal 165 Yayasan kalam Hidup Bandung 1994
Pikirkanlah langkah-langkah berikut, tidak peduli anak anda sudah berapa lama menjadi anak yang yang tidak taat, tetapi percayalah bahwa Allah akan mengubah kehidupan ank-anak tersebut.
1.        Kenali dan akuilah dibidang mana terletak kegagalan anda. Mintalah Allah menunjukan dimana letak kelemahan kita selaku orang tua, dan bersedialah untuk menyebutkan persoalan-persoalan kita, misalnya : kesombongan, sifat lekas marah, tidak konsisten,mementingkan hal yang salah dansebagainya.
2.        Akuilah semua itu dihadapan Allah dan mintalah ampun
3.        Dengan penuh kasih dan dengan disertai doa akuilah kesalahan kita dihadapan anggota-anggota keluarga yang sudah kita sakitidan berdoalah agar mereka mau mengampuni
4.        Mintalah tolong kepada Allah agar Ia mengubah kebiasaan kita dan buatlah suatu rencana yang baru untuk memperbaiki yang lama.
5.        Percayalah bahwa Roh Kudus akan mengubah kehidupan kita sebagai orang tua dan percayalah bahwa Allah akan memperbaiki kesalahan yang sudah kita lakukan terhadapan anak-anak kita.
6.        Mulailah hidup dari titik yang baru inidan janganlah hidup dibawah tekanan perasaan bersalah karena hal-hal yang sudah lalu.
Ingatlah selalu bahwa  Bapa yang di sorga bahkan lebih ingin dari kita, agar kita menjadi orang tua yang berhasil, tetapi memang kita harus mengikuti prinsip-prinsip Allah5.  Sebagai orang tua, bila kita sudah mengikuti ke enam langkah tersebut diatas, maka berbesar hatilah dan nikmatilah kehidupan ini bersama-dengan anak-anak kita. Bersabarlah jangan berharap bahwa Allah akan dengan cepat mengubah semua keadaan dan situasi menjadi baru, namun kasihilah anak-anak kita sebagaimana adanya dan dengan sabar nantikanlah Allah bekerja didalam kehidupan anak-anak kita, dan Allah bekerja didalam kehidupan keluarga kita.   5Ibid hal 166

b.   Mendidik dan membesarkan anak dengan penuh kasih sayang.
Tujuan keluarga Kristen mendidik anak-anaknya adalah menerima Kristus sebagai Juruselamat, dan mengikuti rencana Allah bagi kehidupan anak-anak. Untuk mencapai tujuan itu, sebagai orang tua kita harus menolong mereka dengan penuh kasih sayang, supaya anak-anak mengerti dan taat kepada apa yang sudah diajarkan kepada mereka.
Didalam sebuah keluarga kristen, kita harus menanamkan kasih Allah, agar anak-anak dapat mengerti rencana dan kehendak Allah bagi masa depan mereka.
Amsal 22 : 6 "Didiklah orang muda menururt jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.".  Orang tua juga harus membuat peraturan yang bijaksana untuk dapat membantu anak-anak berbuat kebenaran. 
Sebelum orang tua menerapkan berbagai peraturan didalam keluarga, pastikan bahwa anak-anak memahami apa yang tersirat /tertuang didalam peraturan tersebut. Orang tua harus dengan sabar dan penuh kasih sayang membimbing dan menerangkan/menjelaskan kepada anak-anaknya, agar mereka mengerti dan memahami apa yang di maksud oleh orang tua.
Efesus 6 :1-4 "Taat Dan Kasih":
(1) "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu didalam Tuhan, karena haruslah demikian"
(2) "Hormatilah ayahmu dan ibumu ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini"
(3)"Supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu dibumi"
(4)"Dan kamu bapa-bapa janganlah bangkitkan amarah didalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka didalam ajaran dan nasihat Tuhan"

Dari judul bacaan alkitab diatas, "Taat Dan Kasih" jelas bahwa Tuhan mau setiap keluarga Kristen harus mendidik dan mengajarkan anak-anak dengan kasih dan kebenaran yang dari Tuhan.
Kita tidak boleh hanya menutut agar anak-anak kita harus taat dan mengasihi orang tua, sebaliknya adalah tanggung jawab kita berbuat taat dan kasih, dan menunjukkannya itu kepada anak-anak kita., Kita meniru teladan Allah, selanjutnya anak-anak kita akan meniru teladan orang tua yang kita diperoleh dari Allah.
Allah tidak berharap orang tua itu sempurna, tetapi Ia sudah memberikan beberapa syarat atau tuntutan yang dasar untuk mendidik anak-anak. Kita mungkin mempunyai kekurangan didalam berbagai bidang, tetapi Allah benar-benar mengharapkan agar kita mendidik anak untuk taat dan membuat mereka tunduk kepada orang tua.  Mengajar untuk lebih taat berarti member perintah atau petunjuk dan mendesak agar anak itu melaksanakannya. Seringkali kita memberitahukan kepada anak apa yang kita ingin ia lakukan, tetapi kita lalai dan dalam mendesak agar ia melaksanakan hal itu.


D     Kesimpulan / Penutup
Anak lebih cenderung melakukan apa yang dilihatnya, dari pada apa yang didengarnya, artinya anak lebih senang meniru apa yang dilakukan atau diperbuat oleh orang tuanya, dari pada melakukan apa yang diperintahkan oleh orang tuanya. Karena itu sebagai orang tua yang baik, kita harus memberi contoh dan teladan yang baik kepada anak-anak kita, kita tidak boleh menunjukan perbuatan buruk yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak secara psikologis.
Sejak usia dini anak harus dibekali dengan ajaran firman Tuhan, dan kita senantisa menunjukan kasih sayang yang tulus kepada anak, dengan demikian akan terjadi feetback yang baik antara anak dan orang tua. Secara humanis adalah kebanggan bagi kita selaku orang tua, apabila kita berhasil membimbing, mendidik, dan membesarkan anak-anak sesusai dengan rencana dan kehendak Tuhan.
Tuhan Allah berfirman dalam Ulangan 5 :29 "Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan daku, dan berpegang dalam segala perintahKu, supaya baik keadaan mereka untuk selama-lamanya". Dalam hal ini Allah menunjukkan kasihNya yang luar biasa kepada kita melalui firmanNya, agar baik keadaan kita maupun anak-anak kita, bahkan cucu kita.
Didalam segala hal, tidak ada kata terlambat untuk merubah sesuatu yang telah hancur, rusak berantakan, termasuk didalam sebuah keluarga, tidak ada kata terlambat untuk memulihkan kembali sebuah keluarga yang hancur dan berantakan. Asalkan kita insaf, bertobat, dan mau datang dikaki Tuhan, memohon bimbingan dan pertolongan Tuhan, pasti Tuhan akan menolong kita, memulihkan kehidupan keluarga kita. 
Penyerahan diri kepada tujuan akhir dalam kehidupan : memperoleh hidup kekal melalui Yesus Kristus Tuhan kita, dimulai dari dalam keluarga kita sendiri6.  6Dr.James Dobson Op-Cit,hal 167
Sebenarnya tidak ada orang tua yang sempurna, dan sekalipun orang tua berhasil untuk menjadi sempurna, anak-anak belum tentu selalu berbahagia. Kita sebagai orang tua tidak dapat melihat keefektifan didikan kita dengan kebahagiaan anak-anak kita. Walaupun kita dengan penuh dedikasi berusaha untuk membahagiakan anak-anak kita, setiap anak masih akan mengalami saat-saat yang pedih yang memang diperlukan untuk dapat bertambah menjadi dewasa.
Seringkali kita percaya bahwa kita ini sepenuhnya bertanggung jawab atas setiap tahap didalam kesejahteraan emosi anak. Seorang anak yang tidak berbahagia menyebabkan orang tuanya merasa bersalah dan membuat mereka menyalahkan dirinya. Pada waktu setiap anak mengalami perubahan-perubahan yang terjadi karena pertumbuhan, mereka akan mengalami puncak-puncak kebahagiaan dan lembah-lembah kesedihan yang dalam, dan kedua-duanya tidak ada yang dapat berlangsung terus menerus.
Bagi orang tua tantangan yang paling penting bukanlah berusaha supaya menjadi sempurna, melaingkan mengajarkan agar pada suatu hari kelak anak itu dapat sepenuhnya bertanggung jawab untuk kehidupannya sendiri.
Ajarilah anak untuk membedakan yang salah dan yang benar. Anak-anak dilahirkan kedalam dunia ini dengan mempunyai kesadaran yang belum digugah mengenai apa yang baik dan apa yang yang jahat. Saat yang paling baik untuk mengajarkan dan membicarakan soal moralitas ialah apabila seorang anak baru saja melakukan sesuatu yang patut dipuji atau kalau ia sedang bingung menghadapi suatu persoalan. Bermanfaat sekali bagi anak apabila ia dapat mengambil keputusan sendiri dalam beberapa persoalan.
Beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan  dalam mendidik anak misalnya :
1.     Mengajari anak akan kasih dan terang Kristus
2.     Mengajari anak untuk dapat membedakan yang baik dan yang jahat
3.     Mengajari anak sopan santun, dan tatakrama
4.     Melarang anak-anak jika apa yang dilakukan dianggap berbahaya
5.     Mengajari anak menghormati orang lain
6.     Sebagai orang tua kita harus bijaksana dan berwibawa
Rahasia untuk menjadi orang tua yang dikehendaki Allah ialah :(1) Mengakui bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan untuk menebus dosa manusia., (2) Bertobatlah dari kehendak diri sendiri., (3)Terimahlah kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat dengan jalan menyerahkan kehidupan kita kepada Kristus dan menjadikan Dia Tuhan di dalam kehidupan kita., (4) Ingatlah agar kita membiarkan Tuhan Yesus Kristus memimpin kita didalam setiap keputusan yang harus diambil tiap-tiap hari dala kehidupan kita.
Berbahagilah orang tua yang telah berhasil mendidik dan membesarkan anak-anaknya sesuai dengan ajaran kasih Kristus, karena pasti masa depan anak-anaknya ada dalam genggaman tangan Tuhan yang maha pengasih. Dan Tuhan pasti telah menyediakan upah yang besar di surga, bagi orang tua yang bijaksana mendidik anak-anaknya sesuai ajaran firman Tuhan, karena anak-anak bukan milik oran tua, anak-anak adalah kepunyaan Tuhan, yang ia anugrahkan kepada manusia, yang dirancang untuk menjadi pengikut-pengikut Kristus yang setia.
Yohanes 1 : 12  "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi         anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya didalam nama-Nya" 

KOMUNIKASI DITENGAH PLURALISME

Komunikasi Seperti Apakah Yang Harus Kita Gunakan Sebagai Hamba Tuhan/Calon Hamba Tuhan, Ditengah Masyarakat Indonesia Yang Plural/Majemuk?


A.       Gambaran Komunikasi secara umum
Sebelum kita membahas tentang komunikasi seperti apakah yang harus kita gunakan sebagai hamba Tuhan/calon hamba Tuhan, ditengah masyarakat Indonesia yang plural/majemuk?, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui/mengerti apa yang dimaksud dengan "Komunikasi".
Secara etimologi  kata "Komunikasi" atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another).
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi baik itu pesan, ide, gagasan, dan sebagainya,  dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
  
B.       Komunikasi di tengah masyarakat yang majemuk
 Komunikasi merupakan kebutuhan esensial manusia sebagai makhluk sosial, lebih sederhana lagi bahwa dimana ada kelompok atau sekumpulan orang, maka disitu pasti ada komunikasi.
Dapat di pahami komunikasi sangat diperlukan di segala aspek kehidupan, dan di setiap lapisan/golongan masyarakat.
Bagi seorang hamba Tuhan / calon hamba Tuhan, mempelajari tatacara komunikasi yang baik adalah sangat perlu, selayaknya setiap hamba Tuhan, bahkan setiap orang percaya (Orang Kristen) mengerti apa yang dimaksud dengan komunikasi, dan memahami etika berkomunikasi yang baik di tengah jemaat dan juga di tengah masyarakat.
Komunikasi ditengah masyarakat yang majemuk, merupakan barometer bahkan tantangan bagi seorang hamba Tuhan untuk mengukur dan mengevaluasi dirinya, sejauh mana seorang hamba Tuhan dapat membangun relasi yang baik dengan siapa saja, tanpa memandang berbagai latar belakang dan perbedaan.
Telah diketahui bahwa  masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan kepercayaan, serta sosial budaya yang berbeda-beda, sehingga Indonesia sangat terkenal dengan masyarakatnya yang sangat majemuk.  Bagi seorang hamba Tuhan tentu hal ini merupakan tantangan tersendiri, terlebih bila hambah Tuhan yang menjalankan panggilan Tuhan melalui penginjilan., tentu diperlukan sikap dan integritas yang baik dalam menjalankan tugas panggilannya di tengah masyarakat yang majemuk.
Perlunya komunikasi yang baik guna membangun sebuah hubungan yang baik, dengan siapa saja, agar hamba Tuhan dapat menjalankan tugas panggilannya dengan baik dan benar.
 C.         Komunikasi seperti apa yang harus dibangun oleh seorang hamba Tuhan?
Seorang hamba Tuhan dapat membangun komunikasi yang baik dengan siapa saja, dan untuk hal itu dapat dimulai dari hal-hal yang mungkin tanpa kita sadari bahwa  hal tersebut telah mengkomunikasikan diri kita dengan orang lain, misalnya dimulai dengan bagaimana cara kita berpakaian, baik itu di tengah keluarga, di lingkungan tempat kita tinggal, di tengah jemaat, atau bahkan di tengah masyarakat luas, dari cara kita berpakaian orang lain dapat menilai pribadi kita.
Selain hal tersebut diatas, cara tutur bicara seorang hamba Tuhan tidak kalah penting dengan cara berpakaian di tengah-tengah masyarakat. Tutur kata seorang hamba Tuhan yang baik kapanpun dan dimanapun pasti akan selalu menjadi berkat dan berbuah baik bagi setiap orang yang mendengarkannya. Tutur kata / berbicara menggunakan unsur mulut dan lidah, Kitab Amsal selalu memberikan wejangan dan hikmat mengenai mulut kita.
Dapat disimpulkan bahwa seorang hamba Tuhan yang bijaksana, pasti akan selalu menggunakan mulut,lidah (berbicara) dan mengungkapkan hal-hal baik dan berarti/bermakna, sehingga memberi sukacita bagi setiap orang yang mendengarkannya.
Adalah suatu kebanggan bagi setiap hamba Tuhan, bila kehadirannya diterima  ditengah masyarakat, baik itu di kumpulan masyarakat banyak (masyarakat luas), maupun kelompok kecil, atau komunitas pelayanan, bahkan ditengah jemaat.
Untuk mencapai hal tersebut, bukanlah sesuatu yang mudah, butuh perjungan, pengorbanan dan kerja keras agar semua itu dapat terwujud dengan baik dan benar.
Membangun komunikasi yang baik dengan memperhatikan berbagai unsur, seperti dikemukakan pada paragraph sebelumnya bahwa cara berpakaian, tutur bicara adalah bagian dari unsur komunikasi yang baik dengan orang lain. 
Hal lain yang juga harus diperhatikan bagi seorang hamba Tuhan dalam membangun komunikasi ditengah masyarakat yang majemuk adalah membangun/membentuk karakter yang baik (character building), serta mampu beradaptasi dengan lingkungan dimana kita berada.  Seorang hamba Tuhan dengan bimbingan Roh Kudus, pasti akan mampu membangun komunikasi yang baik dengan siapa saja, sekalipun kita sedang berada ditengah-tengah orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus, atau banyak sekali perbedaan yang harus dihadapi, akan tetapi apabila kita selalu mengandalkan pertolongan Tuhan, pasti semuanya dapat kita lewati. Apabila kita sedang berada ditengah-tengah orang yang sangat mencolok perbedaannya dengan kita, maka seyogya-nya kita harus bertindak/bersikap fleksibel, rendah hati, suka mengalah,  senang menolong/membantu, dengan demikian kita akan selalu menjadi contoh, dan memancarkan terang bagi orang-orang disekeliling kita.
Dewasa ini kondisi  sosial masyarakat Indonesia sangat krusial,  menyikapi hal ini, sebagai hamba Tuhan yang benar-benar terpanggil menjalankan Misi Kristus (Missio dei), kita harus tampil dengan keberanian, percaya diri, terlebih percaya bahwa Tuhan Yesus yang telah memanggil dan mengutus kita pasti selalu menyertai, menjaga, membela serta melindungi kita, dimanapun, kapanpun, dan kemanapun kita melangkah menjalankan misi Kristus.
Terlepas dari bagaimana cara seorang hamba Tuhan membangun komunikasi yang baik ditengah masyarakat Indonesia yang majemuk., Substansinya adalah bahwa komunikasi yang sesunggunya yang dibangun oleh seorang hamba Tuhan di tengah masyarakat yang majemuk adalah : Komunikasi Misi Kristus, yaitu penginjilan, kabar keselamatan, agar banyak jiwa bertobat, percaya dan diselamatkan.