~HAVE A BLESSED & WONDERFUL DAY BLOGGER~

6 Des 2013

PEMBERONTAKAN ANAK PADA ORANG TUA

A.       Pendahuluan
Kita mengetahui bersama bahwa anak-anak merupakan berkat dan karunia dari Allah bagi kita selaku keluarga kristen yang percaya kepada Allah. Karena itu kita patut mengucap syukur kepada Allah yang telah menganugrahkan anak-anak  kepada kita. Tetapi Tuhan menganugrahkan anak-anak kepada kita bukan supaya kita dapat memiliki mereka untuk kepentingan kita sendiri. Tuhan memberikan anak-anak kepada kita supaya mereka dibesarkan bagi kemuliaannya.  Anak-anak dapat membawa sukacita yang besar bagi orang tua, karena mereka adalah berkat yang istimewa dalam sebuah pernikahan. Didalam Mazmur 127 : 3 dikatakan "Sesungguhnya anak-anak lelaki adalah milik pusaka daripada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah"
Tujuan utama kita dalam mendidik anak adalah agar anak-anak kita mengenal dan menerima kristus sebagai Juruslamat mereka, dan membimbing mereka mengikuti rencana Allah untuk kehidupan mereka1.
Sebagai orang tua kita punya tanggung jawab penuh untuk membimbing dan mendidik anak, agar mereka mengerti setiap rancangan dan rencana Tuhan yang indah bagi masa depan mereka. Didalam Kitab Ulangan 6 : 6-7 dikatakan : " 6: Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 7: haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk dirumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring, dan apabila engkau bangun"
Didalam kita mengajar dan mendidik anak-anak, tempat yang paling baik bagi anak-anak adalah rumah. Karena itu kita sebagai orang tua harus menciptkan situasi dan kondisi senyaman mungkin didalam rumah kita, agar bila waktunya anak-anak untuk berada dirumah, mereka boleh merasa nyaman dan  betah dirumah, dengan demikian kita dapat membangun komunikasi secara rutin dengan anak-anak kita, atau bahkan mereka dengan senang hati mau mendengarkan apa yang kita kemukakan dan ajarkan kepada mereka.
1Joyce Coon,  dan Margaret Simbiri-Rencana Allah Bagi Rumah Tangga Kristen Yayasan Kalam Hidup Bandung -hal 194



B.    Pemberontakan Anak Pada Orang Tua
         Pada dasarnya Anak yang suka memberontak kepada orang tua mungkin karena beberapa hal. Orangtua yang keras, tidak mengasihi dan suka mengeritik hampir selalu akan menghasilkan semacam pemberontakan. Bahkan anak yang paling taat sekalipun akan memberontak di dalam maupun di luar, apabila menghadapi perlakuan orang tua seperti itu. Sudah tentu sikap orangtua seperti ini harus dihindari. Selain itu, pemberontakan terhadap orangtua sampai tingkat tertentu merupakan hal yang wajar di antara para remaja yang perlahan-lahan mulai menjauh dari keluarga mereka sebagai bagian dari proses mendapatkan kehidupan dan identitas mereka sendiri (jati diri).
      Banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi pemberontak. Antara lain disebabkan karena faktor lingkungan dalam keluarganya seperti misalnya perceraian orang tua, pola asuh yang salah dimana orang tua terlalu melakukan kekerasan atau sebaliknya terlalu memanjakan anak, orang tua yang terlalu mempercayai mitos dalam mendidik anak, sehingga takut mengambil tidakan-tidakan yang semestinya dilakukan, keegoisan orang tua serta mendidik anak dengan cara yang berbeda dari pasangan, masalah ekonomi dan masih banyak lagi faktor yang menyebabkan anak menjadi pemberontak terhadap orang tuanya.
        Anak yang suka memberontak memiliki kepribadian yang keras, dia akan cenderung mencoba batas-batas yang ada, keinginan yang besar untuk memegang kendali dan komitmen untuk melawan semua otoritas. Dengan kata lain, pemberontakan sudah merupakan hidupnya. Selain itu, anak-anak yang berkemauan keras dan suka melawan ini sering sangat cerdas dan mampu “mengenali” situasi dengan cepat, sehingga dapat memperoleh cara untuk mengendalikan keadaan dan orang-orang di sekitarnya. Bagi orangtuanya, anak-anak ini dapat sangat melelahkan dan memusingkan.
         Allah telah menciptakan anak-anak ini sebagaimana adanya mereka. Dia mengasihi mereka dan tidak membiarkan orangtua tanpa cara untuk menghadapi tantangan ini. Ada prinsip-prinsip Alkitab yang berbicara mengenai bagaimana menghadapi anak-anak yang suka melawan dan berkemauan keras ini dengan penuh kasih karunia. Amsal 22:6 memberitahu kita untuk “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Bagi semua anak, jalan mereka yang seharusnya adalah menuju kepada Allah. Mengajar anak-anak akan Firman Allah adalah penting bagi semua anak yang harus memahami siapakah Allah dan bagaimana melayani Dia dengan sebaik-baiknya. Dengan anak yang keras, memahami apa yang memotivasi dia - keinginan untuk memegang kendali - dapat amat membantu dalam menolong dia menemukan "jalannya."
Anak yang suka memberontak  adalah seseorang yang harus memahami bahwa dia tidak mengendalikan dunia tapi Allahlah  dan dia harus melakukan segalanya sesuai dengan cara Allah. Hal ini membutuhkan orangtua yang yakin penuh akan kebenaran ini dan hidup sesuai dengan kebenaran ini. Orangtua yang sendirinya memberontak kepada Allah tidak akan sanggup meyakinkan anaknya untuk tunduk.
Anak yang mengalami Krisis identitas, dimana jati diri adalah kepribadian yang muncul pada diri seseorang secara alami dengan kronologi tertentu,  jati diri adalah suatu pengetahuan tentang siapa kita ini,  jati diri adalah ciri-ciri atau gambaran seseorang yang dilihat dari jiwa dan daya gerak dari dalam perubahan biologis dan sosiologis pada diri anak remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.  Kontrol diri yang lemah, mengakibatkan anak tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku menyimpang. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.


a.        Pola Pengasuhan Yang Salah
Sikap dan tindakan orang tua yang kurang bijaksana, kurang adil, dan tidak lemah lembut dalam mendidik anak, mengakibatkan anak sukar diajari, dibimbing,. Kategori orang tua yang kurang bijaksana dalam mendidik anak misalnya terlalu banyak membuat peraturan di dalam rumah2, terlalu mengekang anak, setiap aktifitas anak selalu dikhawatirkan, sering bersuara keras dalam berkata-kata, sering marah-marah didepan anak, bahkan sampai memukul anak, dan berbagai karakter buruk lainnya yang dipertontonkan kepada anak.
Sebagai orang tua didalam mendidik dan membesarkan anak kita harus bijaksana, agar anak-anak dapat menerima dan mendengar apa yang kita ajarkan, apabila kita kurang bijaksana didalam mendidik anak maka, pertumbuhan anak secara psikologi sangat tidak baik, bahkan pertumbuhan anak secara fisik pun turut dipengaruhi oleh sikap dan tindakan orang tua yang tidak bijaksana.Selain kita kurang bijaksana, terkadang kita hanya mengandalkan diri kita sendiri dalam mendidik dan mengajari anak, orang tua yang yang benar dalam mendidik anaknya adalah orang tua yang selalu mendoakan anak-anaknya, dalam segala hal kita harus berdoa kepada Tuhan meminta bimbingan dan kekuatan dari Tuhan agar anak-anak kita bertumbuh menjadi anak yang baik, cerdas, pintar , hormat dan patuh kepada orang tua, terlebih mendoakan mereka agar menjadi anak-anak yang taat dan takut kepada Tuhan.  Contoh klasik dari pola asuh yang salah misalnya orang tua terlalu menuntut prestasi tinggi di sekolah dan di berbagai bidang lain, nyaris dengan segala cara (emosional, psikologis, fisik, dan dana). Hukuman dan omelan akan diterima anak bila prestasi di sekolah tidak di atas rata-rata, menekan anak memilih jurusan sekolah/universitas, kursus, atau minat lebih untuk tujuan membuat Biodata/Riwayat Hidup (CV) yang mengesankan daripada untuk memenuhi rasa ingin tahu yang alamiah dan minat pribadi anak, terlalu mencampuri persahabatan anak dengan teman-temannya.Bahkan orangtua akan mengintervensi gurunya di sekolah. Fenomena pola asuh orang tua seperti ini adalah termasuk dalam kategori Push Parenting3. (masuk dalam Authoritarian Parenting). Kategori Push Parenting ini menggambarkan orang tua yang terlalu memaksakan kehendaknya sendiri, tanpa melihat kemampuan anak-anak mereka.     
2Ibid hal 214 
3Artikel : Bertumbuh Dalam Masalah 2008. Ev. Seniman Laowo, S.Th. -Gembala Sekolah Kristen Gamaliel  Bandung-
Anak-anak dengan orang tua yang secara tidak teratur memaksakan beberapa dari semua aturan mereka tahu bahwa mereka tidak perlu harus menaati ayah atau ibu saat itu. Anak-anak terus memanfaatkan kesempatan dan memaksakan tingkah laku mereka sampai batas tertentu untuk melihat apakah mereka dapatmeneruskan keinginan mereka atau tidak4.

b.        Orang tua yang mengabaikan kepentingan anak

Tindakan orang tua yang sering mengabaikan kepentingan atau kebutuhan anak, adalah sebuah sikap atau tindakan yang tidak bertanggung jawab didalam mendidik dan memelihara anak. Dan tindakan tersebut adalah tindakan yang melawan Allah yang telah menganugrahkan anak kepada orang tua.  Namun ada orang tua yang tega menelantarkan anak-anaknya demi kepentingan dirinya sendiri.
Di era globasasi ini, orang tua cenderung berpendapat bahwa dengan memberikan berbagai fasilitas kepada anak, itu sudah sangat cukup bagi seorang anak dalam memenuhi berbagai kebutuhan atau kepentingannya, bagi orang tua zaman kini yang mempunyai kesibukan tingkat tinggi, serta memiliki pendapatan ekonomi yang lebih dari cukup, mereka tidak pernah memikirkan kebutuhan anaknya secara psikologis, mereka beranggapan bahwa anak-anaknya akan senang ditinggal pergi berhari-hari karena anak sudah dibekali dengan berbagai fasilitas canggih, baik itu HP, Laptop, Game yang canggih, makanan yang enak,  atau bahkan setiap hari mereka hanya punya waktu 1 (satu) jam bertemu dan dengan anak-anak mereka.
Didalam pertumbuhannya, baik pertumbuhan secara psikologi maupun secara fisik,  anak mempunyai berbagai kebutuhan atau kepentingan yang tidak boleh diabaikan oleh orang tua. Kepentingan pendidikan pada prinsipnya sangat diperlukan bagi seorang anak baik itu pendidikan disekolah (formal) maupun pendidikan akhlak dan tingkahlaku anak. Orang tua juga sangat perlu memberi ruang dan waktu yang lebih bagi anak.
              ( 4 David Rice  Mengendalikan Tingkah Laku Anak, Menghasilkan Yang Terbaik-  
               Dalam Diri Anak-Anak Anda- Yayasan Kalam Hidup Bandung 1987-  hal 105)

Orang tua yang tidak pernah menunjukan kasih sayang kepada anak-anaknya dapat dikatakan sebagai orang tua yang gagal mendidik dan membesarkan anak-anaknya, pada hakekatnya setiap anak didalam sebuah keluarga sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian orang tua secara nyata. Orang tua tidak dapat menggantikan tanggung jawabnya dengan berbagai fasilitas yang hanya berwujud benda mati.
 Akan sangat buruk dampaknya apabila orang tua secara nyata mengabaikan kepentingan psikologis anaknya, karena pertumbuhan mental anak menjadi tidak sehat/tidak normal.  Hal ini dikarenakan sikap orang tua yang sama sekali tidak perduli dengan apa yang seharusnya menjadi harapan dan tujuan hidup anak bagi masa depan anak-anak mereka.

C.  Cara Mendidik Anak Yang Suka Memberontak Pada Orang Tua

a.     Meminta pertolongan dan bimbingan Tuhan dalam mendidik anak

Permasalahan yang timbul ditengah-tengah mendidik anak,  akarnya adalah orang tua, apabila kehidupan orang tua juga bermasalah, jauh dari ajaran firman Allah, atau bahkan orang tua yang sama sekali tidak pernah mendengar firman Tuhan (malas ibadah di gereja), meskipun mereka adalah keluarga kristen, tentu menjadi dampak buruk bagi masa depan anak-anaknya. Keluarga seperti tersebut diatas adalah gambaran keluarga yang hancur dan berantakan. Perlu pertobatan yang sungguh-sungguh agar kondisi seperti ini dapat dipulihkan kembali.
Sebuah keluarga yang mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan prinsip yang salah, tanpa disadari telah menanamkan rasa kurang percaya diri, rasa rendah diri kepada anak-anaknya5. Dan hal tersebut adalah sebuah masalah yang sangat krusial bagi masa depan anak-anaknya, bahkan dapat dikatakan sebuah situasi yang sangat berbahaya bagi masa depan anak-anaknya.  Jalan satu-satunya yang harus dilakukan oleh orang tua adalah, bertobat, merendahkan diri dihadapan Tuhan, Berdoa dan meminta tuntunan Roh Kudus, agar  mereka dapat kembali merajut kehidupan yang seturut dengan kehendak Allah, dengan demikian orang tua dapat membina dan mendidik anak-anaknya sesuai dan seturut dengan kehendak Tuhan.

b.   Mendidik dan membesarkan anak dengan penuh kasih sayang.

Tujuan keluarga Kristen mendidik anak-anaknya adalah menerima Kristus sebagai Juruselamat, dan mengikuti rencana Allah bagi kehidupan anak-anak. Untuk mencapai tujuan itu, sebagai orang tua kita harus menolong mereka dengan penuh kasih sayang, supaya anak-anak mengerti dan taat kepada apa yang sudah diajarkan kepada mereka.
Didalam sebuah keluarga kristen, kita harus menanamkan kasih Allah, agar anak-anak dapat mengerti rencana dan kehendak Allah bagi masa depan mereka.
Amsal 22 : 6 "Didiklah orang muda menururt jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.".  Orang tua juga harus membuat peraturan yang bijaksana untuk dapat membantu anak-anak berbuat kebenaran.  Sebelum orang tua menerapkan berbagai peraturan didalam keluarga, pastikan bahwa anak-anak memahami apa yang tersirat /tertuang didalam peraturan tersebut. Orang tua harus dengan sabar dan penuh kasih sayang membimbing dan menerangkan/menjelaskan kepada anak-anaknya, agar mereka mengerti dan memahami apa yang di maksud oleh orang tua.
         Efesus 6 :1-4 "Taat Dan Kasih":
1)   Hai anak-anak, taatilah orang tuamu didalam Tuhan, karena haruslah demikian
2)   Hormatilah ayahmu dan ibumu ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata       dari janji ini
3)   Supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu dibumi
4)   Dan kamu bapa-bapa janganlah bangkitkan amarah didalam hati anak-anakmu, tetapi  didiklah mereka didalam ajaran dan nasihat Tuhan.      5Ibid hal 166

Dari judul bacaan alkitab diatas, "Taat Dan Kasih" jelas bahwa Tuhan mau setiap keluarga Kristen harus mendidik dan mengajarkan anak-anak dengan kasih dan kebenaran yang dari Tuhan.   Kita tidak boleh hanya menutut agar anak-anak kita harus taat dan mengasihi orang tua, sebaliknya adalah tanggung jawab kita berbuat taat dan kasih, dan menunjukkannya itu kepada anak-anak kita., Kita meniru teladan Allah, selanjutnya anak-anak kita akan meniru teladan orang tua yang kita diperoleh dari Allah.
Anak perlu tahu bahwa kita (orang tua) menghargai mereka sebagai pribadi, hal ini berarti bahwa kita dapat menerima mereka sebagai satu pribadi tersendiri, dengan keinginan, kebutuhan dan tujuan-tujuan mereka, yang mungkin sama atau tidak sama dengan kita. Kebebasan untuk menjadi ini juga menghilankan setiap keinginan untuk memberontakdalam rangka menjadi pribadi yang berdiri sendiri.
Allah tidak berharap orang tua itu sempurna, tetapi Ia sudah memberikan beberapa syarat atau tuntutan yang dasar untuk mendidik anak-anak. Kita mungkin mempunyai kekurangan didalam berbagai bidang, tetapi Allah benar-benar mengharapkan agar kita mendidik anak untuk taat dan membuat mereka tunduk kepada orang tua.  Mengajar untuk lebih taat berarti memberi perintah atau petunjuk dan mendesak agar anak itu melaksanakannya.  Tuhan Allah berfirman dalam Ulangan 5 :29 "Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan daku, dan berpegang dalam segala perintahKu, supaya baik keadaan mereka untuk selama-lamanya". Dalam hal ini Allah menunjukkan kasihNya yang luar biasa kepada kita melalui firmanNya, agar baik keadaan kita maupun anak-anak kita, bahkan cucu kita. 
Didalam segala hal, tidak ada kata terlambat untuk merubah sesuatu yang telah hancur, rusak berantakan, termasuk didalam sebuah keluarga, tidak ada kata terlambat untuk memulihkan kembali sebuah keluarga yang hancur dan berantakan. Asalkan kita insaf, bertobat, dan mau datang dikaki Tuhan, memohon bimbingan dan pertolongan Tuhan, pasti Tuhan akan menolong kita, memulihkan kehidupan keluarga kita. Penyerahan diri kepada tujuan akhir dalam kehidupan : memperoleh hidup kekal melalui Yesus Kristus Tuhan kita, dimulai dari dalam keluarga kita sendiri. 

Sebenarnya tidak ada orang tua yang sempurna, dan sekalipun orang tua berhasil untuk menjadi sempurna, anak-anak belum tentu selalu berbahagia. Kita sebagai orang tua tidak dapat melihat keefektifan didikan kita dengan kebahagiaan anak-anak kita. Walaupun kita dengan penuh dedikasi berusaha untuk membahagiakan anak-anak kita, setiap anak masih akan mengalami saat-saat yang pedih yang memang diperlukan untuk dapat bertambah menjadi dewasa.   Seringkali kita percaya bahwa kita ini sepenuhnya bertanggung jawab atas setiap tahap didalam kesejahteraan emosi anak. Seorang anak yang tidak berbahagia menyebabkan orang tuanya merasa bersalah dan membuat mereka menyalahkan dirinya.
Bagi orang tua tantangan yang paling penting bukanlah berusaha supaya menjadi sempurna, melaingkan mengajarkan agar pada suatu hari kelak anak itu dapat sepenuhnya bertanggung jawab untuk kehidupannya sendiri.


D       Penutup 
a.          Kesimpulan
Pada hakekatnya setiap keluarga yang mampu bertumbuh dari masalah yang dihadapi adalah   keluarga yang menjadikan Tuhan sebagai pemandu keluarga, selalu taat kepada Tuhan dalam pengambilan keputusan, selalu setia pada tujuan pernikahan dan keluarga Kristen, selalu mencari dan merayakan kemuliaan Allah Tritunggal.
        Anak pemeberontak bukanlah anak-anak yang tidak dapat dirubah sikapnya, anak pemberontak dapat berubah apabila kita mampu memahami sifat anak tersebut. Banyak cara yang dapat merubah anak pemberontak tampa harus kehilangan kesabaran kita sebagai pendidik diantaranya mengahargai perubahan sekecil apapun, meluangkan waktu untuk anak, memahami karakter serta sifat dan keinginan anak. Hal yang paling terpenting yaitu tidak membuat anak tertekan akibat egois kita sebagai orang tua yang selalu memaksakan apa keinginan kita tanpa melihat kemampuan anak.
       Anak lebih cenderung melakukan apa yang dilihatnya, dari pada apa yang didengarnya, artinya anak lebih senang meniru apa yang dilakukan atau diperbuat oleh orang tuanya, dari pada melakukan apa yang diperintahkan oleh orang tuanya.
      Karena itu sebagai orang tua yang baik, kita harus memberi contoh dan teladan yang baik kepada anak-anak kita, kita tidak boleh menunjukan perbuatan buruk yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak secara psikologis.  
       Sejak usia dini anak harus dibekali dengan ajaran firman Tuhan, dan kita senantisa menunjukan kasih sayang yang tulus kepada anak, dengan demikian akan terjadi feetback yang baik antara anak dan orang tua. Secara humanis adalah kebanggan bagi kita selaku orang tua, apabila kita berhasil membimbing, mendidik, dan membesarkan anak-anak sesusai dengan rencana dan kehendak Tuhan.


b.          Saran 
     Dalam menghadapi anak pemberontak kita tidak harus menggunakan kekerasan banyak cara efektif dan terbaik mendidik anak yang sulit diatur (pemberontak). Hal yang paling sederhana yaitu membiasakan diri kita sebagai orang tua mengkomunikasikan semua masalah baik yang tidak menyenangkan maupun yang menyenangkan sekaligus, apabila kita sedari kecil sudah membiasakan anak untuk berkomunikasi, membuka diri kita untuk anak alhasil dapat mengurangi dampak timbulnya pemberontak.  Karena tidak menutup kemungkinan kitalah (orang tua) yang menimbulkan sikap pemberontak pada anak.
      Selain itu kita sebagai orang tua harus mampu memahami diri kita sendiri sebagai orang yang lebih mengerti sifat dan kemauan anak sehingga kita mampu menghadapi anak tersebut. Kita sebagai orang tua harus mampu menahan emosi kita terhadap anak yang melakukan kesalahan tampa harus menfonis mereka terlebih dahulu, dengan tidak memberikan nasehat atau saran-saran serta cara agar anak tersebut tidak mengulangi kesalahannya. Menghilangkan keegoisan kita sebagai orang tua yang selalu menginginkan agar anak kita menurut kepada kita tampa mendengarkan keluh kesalnya dan melihat kemampuannya, sehingga anak menjadi terpaksa dan tertekan untuk melakukan itu semua. Jadi disini peranan orang tua sangatlah mendukung tumbuh kembang anak untuk mengembangkan semua kemampuannya sehingga mampu bekerja sama dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya tampa ada hambatan yang mengganjal dalam hidupnya, sehingga menjadi anak pemberontak.
      Ajarilah anak untuk membedakan yang salah dan yang benar. Anak-anak dilahirkan kedalam dunia ini dengan mempunyai kesadaran yang belum digugah mengenai apa yang baik dan apa yang yang jahat. Saat yang paling baik untuk mengajarkan dan membicarakan soal moralitas ialah apabila seorang anak baru saja melakukan sesuatu yang patut dipuji atau kalau ia sedang bingung menghadapi suatu persoalan. Bermanfaat sekali bagi anak apabila ia dapat mengambil keputusan sendiri dalam beberapa persoalan.
    Beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan  dalam mendidik anak misalnya :
   1).      Mengajari anak akan kasih dan terang Kristus 
   2).     Mengajari anak untuk dapat membedakan yang baik dan yang jahat 
   3).     Mengajari anak sopan santun, dan tatakrama 
   4).     Melarang anak-anak jika apa yang dilakukan dianggap berbahaya 
   5).     Mengajari anak menghormati orang lain 
   6).     Sebagai orang tua kita harus bijaksana dan berwibawa

Rahasia untuk menjadi orang tua yang dikehendaki Allah ialah :
1)       Mengakui bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan untuk menebus dosa manusia.,
2)       Bertobatlah dari kehendak diri sendiri.,
3)   Terimahlah kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat dengan jalan menyerahkan kehidupan kita kepada Kristus dan menjadikan Dia Tuhan di dalam kehidupan kita.,
4)     Ingatlah agar kita membiarkan Tuhan Yesus Kristus memimpin kita didalam setiap keputusan yang harus diambil tiap-tiap hari dala kehidupan kita.

Berbahagilah orang tua yang telah berhasil mendidik dan membesarkan anak-anaknya sesuai dengan ajaran kasih Kristus, karena pasti masa depan anak-anaknya ada dalam genggaman tangan Tuhan yang maha pengasih. Dan Tuhan pasti telah menyediakan upah yang besar di surga, bagi orang tua yang bijaksana mendidik anak-anaknya sesuai ajaran firman Tuhan, karena anak-anak bukan milik oran tua, anak-anak adalah kepunyaan Tuhan, yang ia anugrahkan kepada manusia, yang dirancang untuk menjadi pengikut-pengikut Kristus yang setia.
 Yohanes 1 : 12  "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi  anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya didalam nama-Nya"

Blessed one~


Bible Verse3


Bible Verse ~