READING REPORT II
(Laporan Bacaan II)
Oleh : Yulmia Makawekes
Nama Buku :
Christian Apologetics In The Postmodern World
(Apologetika Kristen Di Dunia Postmodern)
Diedit oleh :
Timothy R.Phillips
& Dennis L.Okholm
Buku
"Christian
Apologetics In The Postmodern World" (Apologetika
Kristen Di Dunia Postmodern),
yang diedit oleh : Timothy R.Phillips & Dennis L.Okholm, buku tersebut adalah
buku yang sangat bagus untuk dipelajari oleh orang Kristen,. Melalui buku ini saya
dapat menyimpulkan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh orang
Kristen pada masa Postmodernisme,
antara lain :
1. Bahwa sebenarnya orang kristen
memiliki kesempatan memberitakan Injil
secara luas, meskipun kekristenan berada dalam tekanan untuk harus
mengakui kesamaan dan kesejajaran dengan agama lain, sesungguhnya kita justru
dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk berjuang dengan sungguh-sungguh,
membuktikan kebenaran kekristenan. Jika dulu kita ditolak mentah-mentah oleh
modernis rasionalis, pengakuan yang diberikan oleh filsafat postmodern bagi
kekristenan merupakan kesempatan emas bagi kita untuk memberitakan kabar
keselamatan dalam Kristus kepada banyak orang. Dalam hal ini pluralisme agama
yang terbentuk menjadi celah bagi kita untuk memaparkan kebenaran kristen
kepada umat beragama lain.
2. Orang
Kristen mempunyai kesempatan untuk menjangkau mereka yang kecewa terhadap
modernisme.
Idealisme modern telah gagal menjamin kenyamanan dan kesejahteraan umat
manusia. Banyak orang telah menaruh harapan mereka kepada ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk menyelesaikan masalah mereka telah merasa putus asa. Inilah
waktunya bagi kekristenan untuk memberikan kepada orang-orang sedemikian
jaminan yang sempurna dan kekal dalam janji Tuhan bahwa hanya Tuhan, Dialah
satu-satunya yang menjanjikan kebahagiaan yang sejati.
3. Kristen dapat menawarkan kebenaran yang absolut bagi kerancuan yang ditimbulkan
postmodernisme. Sesungguhnya tidak seorangpun yang dapat
hidup tanpa standar kebenaran yang diterima secara universal. Kebebasan yang
ditawarkan postmodernisme nampaknya hanyalah sebuah konsep yang dimunculkan
sebagai ‘obat penenang’ bagi banyak orang yang kecewa dan frustrasi terhadap mimpi
kebahagiaan modernis.
Kebebasan memegang kebenaran telah
membuka celah timbuilanya konflik dan perselisihan. Walaupun mungkin kebenaran yang sejati menghasilkan
kontradiksi atau tidak, Namun orang Kristen harus siap dan bersedia hidup
dengan kebenaran yang menghasilkan perang, karena dari pergumulan
inilah, kekristenan dapat menawarkan kebenaran yang mutlak dalam Kristus
Yesus.
Setelah memahami tiga hal diatas,
dapat dimengerti bahwa sesungguhnya kekristenan justru mendapatkan kesempatan
yang baik untuk membuat perbedaan. Hal penting yang harus diperhatikan kaum
kristen adalah kembali kepada Alkitab dan berdiri kokoh dalam iman. Keteguhan
umat Kristen tinggal tetap dalam iman dan menolak pengaruh postmodernisme akan
membuat banyak orang berpikir dan ‘tertarik’ untuk mengenal kekristenan.
Sebaliknya, jika kekristenan terpengaruh akan postmodern dan mengadopsinya ke
dalam gereja; kekristenan akan menjadikan dirinya sendiri ‘sama’ dengan
kebenaran yang lain dan semakin tidak diperhatikan.
Di
tengah pergeseran era modernisme ke postmodernisme ini, kekristenan memang
seakan dipaksa berdiri di antara dua perahu; namun, bagaimanapun, gereja harus
tetap memiliki imannya dengan teguh. Keyakinan dan keteguhan inilah yang tidak
ada dalam filsafat modernisme maupun postmodernisme. Dan inilah, yang kita
dapat tawarkan bagi dunia. Inilah yang harus tetap menjadi perbedaan
kekristenan di tengah dunia ini. Dalam hal ini, gereja Tuhan perlu terus
berdiri dan bersandar kepada Roh Kudus untuk dapat bertahan dalam imannya.
Gereja Tuhan tidak boleh lengah. Tawaran kebebasan yang disediakan oleh
Postmodernisme dapat menjadi sebuah pencobaan dan godaan yang besar bagi gereja
untuk kemudian jatuh. Hal ini tentu tidak boleh terjadi. Karena itu, untuk
menjawab tantangan zaman ini gereja Tuhan dan kekristenan harus membuat
perbedaan.